Hai marketers! Mari kita berbicara tentang sesuatu yang sangat penting di dunia digital saat ini yaitu copywriting. Ratusan bahkan ribuan konten bertebaran di internet setiap hari. Tapi, berapa banyak sih yang benar-benar Anda baca sampai habis? Mungkin cuma secuil? Atau jangan-jangan Anda sendiri lebih sering scrolling tanpa benar-benar mencerna isinya?

Faktanya: Di era digital ini, perhatian adalah kunci sukses. Kalau copywriting Anda masih berkutat menjelaskan fitur produk tanpa menyentuh emosi, jangan heran kalau audiens cuma mampir sebentar… lalu kabur tanpa jejak.

Nah, gimana caranya bikin tulisan yang nggak cuma dibaca, tapi juga bisa membujuk dengan halus tanpa terkesan jualan?

Di artikel ini, saya akan membongkar strategi copywriting berbasis psikologi yang akan membuat audiens berhenti scrolling, membaca dengan penuh rasa ingin tahu, dan akhirnya… bertindak. Siap? Yuk, kita mulai petualangan ini!

01. Audiens Tidak Peduli Produk Anda
(Yang Mereka Pedulikan Adalah Diri Mereka Sendiri)

Kedengarannya memang agak ‘pedas’, tapi inilah kenyataannya. Orang nggak peduli sama produk Anda. Yang mereka pedulikan adalah bagaimana produk Anda bisa bikin hidup mereka lebih baik.

Contohnya:

  • Orang nggak beli jam tangan mewah karena cuma mau lihat waktu. Mereka beli karena ingin merasa eksklusif.
  • Orang nggak beli suplemen kesehatan karena pengen minum pil tiap hari. Mereka beli karena ingin merasa lebih bugar dan nggak gampang sakit.
  • Orang nggak datang ke gym cuma buat olahraga. Mereka ingin tampil lebih menarik, lebih percaya diri, atau membuktikan sesuatu ke diri sendiri.

Jadi, jangan cuma jual produk, jual TRANSFORMASI.

Yuk, Latihan:

Coba lihat lagi deskripsi produk atau layanan Anda. Apakah lebih banyak membahas fitur atau manfaat? Kalau masih fokus ke fitur, segera ubah sudut pandangnya.

Contoh Perbandingan:

Nah, mulai kelihatan bedanya, kan?

02. Storytelling yang Nggak Sekadar Cerita Biasa

Kita semua suka cerita. Tapi, nggak semua cerita bisa bikin audiens terpikat. Storytelling dalam copywriting harus punya struktur yang kuat:

  • Hook yang bikin penasaranHarus bisa bikin orang berhenti scrolling dan bertanya, “Ini apaan, sih?”
  • Situasi yang relatable: Audiens harus merasa, “Ini gue banget!”
  • Emosi yang kuat: Bisa berupa rasa frustrasi, harapan, atau ketakutan.
  • Solusi yang terasa personal: Harus meyakinkan, bukan terkesan jualan.

Contoh Perbandingan:

 

 

Lihat perbedaannya? Yang pertama terdengar seperti informasi biasa. Yang kedua bikin audiens merasa, “Ini gue banget!” Dan ketika mereka merasa terhubung, mereka jadi lebih mungkin untuk membeli.

03. Sentuh “Pain Point” Tanpa Bikin Audiens Merasa Bersalah

Psikologi manusia cenderung lebih takut kehilangan sesuatu daripada senang mendapatkan sesuatu. Itulah kenapa copywriting yang menyentuh pain point sering kali lebih efektif daripada yang cuma menjanjikan manfaat.

Tapi, ada satu kesalahan yang sering dilakukan: menyudutkan audiens secara agresif.

Hindari Copywriting Seperti ini:

 

 

04. Headline: 5 Detik yang Menentukan Nasib Tulisan Anda

Headline adalah gerbang pertama yang menentukan apakah audiens mau membaca lebih lanjut atau tidak. Kalau headline Anda lemah, maka sebaik apa pun copywriting di bawahnya, nggak akan ada yang baca.

Tips Bikin Headline yang Powerful:

  • Spesifik: Jangan terlalu umum.
  • Memancing rasa ingin tahu: Harus bikin orang penasaran.
  • Menyentuh emosi: Bisa memicu excitement, ketakutan, atau urgensi.

Contoh Perbandingan:

 

 

05. Call to Action: Jangan Cuma Katakan “Beli Sekarang”

CTA atau Call to Action bukan cuma sekadar “Ayo beli sekarang!” CTA yang efektif harus punya:

  • Kejelasan: Apa yang harus dilakukan?
  • Nilai Tambah: Kenapa harus melakukannya sekarang?
  • Urgensi: Ada batas waktu atau alasan untuk segera bertindak.

Contoh Perbandingan:

 

 

Jadi, Mulai Sekarang…

Berhenti sekadar promosi, mulailah bercerita. Sentuh emosi, bukan cuma kasih informasi. Dan pastikan setiap kata yang Anda tulis nggak cuma dibaca, tapi juga bikin orang nggak tahan buat action. Karena di dunia digital, yang menang bukan yang paling banyak ngomong, tapi yang paling bisa bikin orang merasa terhubung.

 

Perlu info atau konsultasi?
Kami siap membantu, hubungi kami!
button-contact-us

Responses (0)